Peta
GeoPolitik Kota Medan
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan
kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan merupakan
pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang
bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran
tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba.
Sejarah Kota Medan
Medan
didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada
tahun 1590. John
Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan
sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan
seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun
bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang
menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh
status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan
Deli pindah ke Medan. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa,
terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara
besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua
orang bumiputra, dan seorang Tionghoa
Di akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan.
Gelombang pertama berupa kedatangan orangTionghoa dan Jawa sebagai
kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti
mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari
meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian
sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang
Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor
perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing dan Aceh. Mereka
datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk
berdagang, menjadi guru dan ulama.
Sejak
tahun 1950, Medan
telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha
pada tahun 1974. Dengan
demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah
bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.
Pemerintahan
Kota Medan
dipimpin oleh seorang wali kota. Saat ini,
jabatan wali kota Medan dijabat oleh Rahudman Harahap dengan
jabatan wakil wali kota dijabat oleh Dzulmi Eldin. Wilayah Kota Medan dibagi
menjadi 21 kecamatan dan
151 kelurahan.
Wali kota
No.
|
Nama
|
Masa
jabatan
|
1918 -
1931
|
||
1931 -
1935
|
||
1935 -
1938
|
||
1938 -
1942
|
||
1942 -
1945
|
||
1
|
3 Oktober
- 10 November 1945
|
|
2
|
10
November 1945 - Agustus 1947
|
|
3
|
1 November
1947 - 12 Juli 1952
|
|
4
|
12 Juli
1952 - 1 Desember 1954
|
|
5
|
6 Desember
1954 - 14 Juni 1958
|
|
6
|
3 Juli
1958 - 28 Februari 1961
|
|
7
|
28
Februari 1961 - 30 Oktober 1964
|
|
8
|
10 Oktober
1964 - 28 Februari 1965
|
|
9
|
28 Agustus
1965 - 26 September 1966
|
|
10
|
26
September 1966 - 3 Juli 1974
|
|
11
|
3 Juli
1974 - 31 Maret 1980
|
|
12
|
1 April
1980 - 31 Maret 1990
|
|
13
|
1 April
1990 - 31 Maret 2000
|
|
14
|
1 April
2000 - 20 Agustus 2008
|
|
Afifuddin Lubis (penjabat)
|
20 Agustus
2008 - 22 Juli 2009
|
|
Rahudman Harahap (penjabat)
|
23 Juli 2009-]16
Februari 2010
|
|
Syamsul Arifin (penjabat)
|
16
Februari 2010 - 25 Juli 2010
|
|
15
|
Rahudman
Harahap
|
26 Juli
2010 - sekarang
|
Pemilihan umum kepala daerah Kota
Medan 2010
Pasangan
Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin memperoleh jumlah suara terbanyak pada Pemilihan
Umum Kepala Daerah Kota Medan yang dilaksanakan dalam 2 putaran. Putaran
pertama diikuti oleh 10 pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota.
Dalam putaran kedua, pasangan Rahudman-Dzulmi bertemu dengan pasangan Sofyan Tan-Nelly
Armayanti. Rahudman Harahap dan Dzulmi Eldin dilantik pada tanggal 26 Juli 2010
di gedung DPRD Kota Medan oleh Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin, atas
nama Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono
Kota Medan
memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah
Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya,
Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang
relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43'
Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan
cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas
permukaan laut.
Secara
administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:
Kabupaten
Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam
(SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis
Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli
Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing
Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara
ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling
menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
Di samping
itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki
posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan
jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi
geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub
pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
Sungai
Selain itu,
untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan, pemerintah
telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan nama Medan
Kanal Timur.
Demografi
Berdasarkan
data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai
2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa
> 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk
tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000
jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah
satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk
Medan berjumlah 2.109.339 jiwa.[6][7][8] Penduduk
Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan.[6][7][8]
Di siang
hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya
jumlah penglaju (komuter).
Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun
(masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk).
Dilihat dari
struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia
produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan,
rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian,
secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada
berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.
Laju
pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami
peningkatan—tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09% dan
menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami
peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling
banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung.
Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan
Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di
kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki
adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.
Mayoritas
penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa, dan
suku-suku dari Tapanuli (Batak, Mandailing, Karo). Di Medan banyak pula orang
keturunan India dan Tionghoa. Medan
salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang Tionghoa cukup
banyak.
Keanekaragaman
etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar
di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang
merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.
Secara
historis, pada tahun 1918 tercatat
bahwa Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang
berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa,
dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya.
Perbandingan
etnis di Kota Medan pada tahun 1930, 1980, dan 2000
|
|||
Etnis
|
Tahun 1930
|
Tahun 1980
|
Tahun 2000
|
24,89%
|
29,41%
|
33,03%
|
|
2,93%
|
14,11%
|
20,93%*
|
|
35,63%
|
12,8%
|
10,65%
|
|
6,12%
|
11,91%
|
9,36%
|
|
7,29%
|
10,93%
|
8,6%
|
|
7,06%
|
8,57%
|
6,59%
|
|
0,19%
|
3,99%
|
4,10%
|
|
--
|
2,19%
|
2,78%
|
|
1,58%
|
1,90%
|
--
|
|
Lain-lain
|
14,31%
|
4,13%
|
3,95%
|
Angka Harapan Hidup penduduk kota Medan pada tahun
2007 adalah 71,4 tahun, sedangkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 adalah
148.100 jiwa.
Kehidupan Sosial
Pekerjaan
Sebagai kota
terbesar di Pulau Sumatra dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang
berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi
pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara
konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan
dan politik, dikuasai oleh orang-orang Mandailing. Sedangkan profesi yang
memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris,
dan wartawan, mayoritas digeluti oleh orang Minangkabau.[14]
Etnis
|
Pengacara
|
Dokter
|
Notaris
|
Wartawan
|
2,6%
|
3,9%
|
--
|
3,7%
|
|
13,2%
|
15,9%
|
18,5%
|
8,5%
|
|
5,3%
|
15,9%
|
11,1%
|
10,4%
|
|
5,3%
|
10%
|
7,4%
|
0,6%
|
|
23,6%
|
14,1%
|
14,8%
|
18,3%
|
|
36,8%
|
20,6%
|
29,7%
|
37,7%
|
|
5,3%
|
5,9%
|
3,7%
|
17,7%
|
|
--
|
--
|
3,7%
|
10,4%
|
|
--
|
14,7%
|
7,4%
|
1,2%
|
Pola pemukiman
Perluasan
kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman kelompok-kelompok etnis.
Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota, banyak yang tinggal di
pinggiran kota. Etnis Tionghoa dan Minangkabau yang sebagian besar hidup di
bidang perdagangan, 75% dari mereka tinggal di sekitar pusat-pusat
perbelanjaan. Pemukiman orang Tionghoa dan Minangkabau sejalan dengan arah
pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang Mandailing juga
memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu terdapat
kecenderungan di kalangan masyarakat Mandailing untuk menjual rumah dan tanah
mereka di tengah kota, seperti di Kampung Mesjid, Kota Maksum, dan Sungai Matia
Pendidikan
SD negeri
dan swasta
|
SMP negeri dan swasta
|
SMA negeri dan swasta
|
||
Jumlah
satuan
|
827
|
337
|
288
|
72
|
Situs
Pariwisata
Ada banyak bangunan-bangunan tua di
Medan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda. Contohnya: Gedung Balai Kota lama,
Kantor Pos Medan,Menara
Air Tirtanadi(yang
merupakan ikon kota Medan), Titi Gantung - sebuah jembatan di atas rel kereta
api, dan juga Gedung London Sumatera.
Selain itu, masih ada beberapa
bangunan bersejarah, antara lain Istana Maimun, Masjid Raya Medan, dan juga rumah Tjong A Fie di kawasan Jl. Jend. Ahmad Yani (Kesawan).
Daerah Kesawan masih menyisakan
bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT. London Sumatra, dan ruko-ruko tua
seperti yang bisa ditemukan diPenang, Malaysia dan Singapura. Ruko-ruko ini, kini telah disulap
menjadi sebuah pusat jajanan makan yang ramai pada malam harinya. Saat ini
Pemerintah Kota merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan.
Diharapkan dengan adanya program ini menambah arus kunjungan dan lama tinggal
wisatawan ke kota ini.
Di daerah Kesawan ini, terdapat
Kantor Notaris/PPAT Hj. Chairani Bustami, S.H. yang merupakan salah satu
Notaris tertua di Medan, setelah Alm. A.P. Parlindungan, S.H. Saat ini Hj.
Chairani telah pensiun dan aktif mengajar di Universitas
Sumatera Utara.
Aktivitas kantor ini kemudian digantikan oleh putra-putrinya yang juga
meneruskan profesi orang tuanya sebagai Notaris.
Bangunan Tua
·
Kantor Balai Kota
·
Stasiun Kereta Api Lama
·
Menara Bakaran Batu
·
Istana Maimoon
·
Tjong A Fie Mansion
·
PT PP London Sumatera
·
Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2
Model Medan
Hotel
·
Grand Angkasa International Hotel
·
Danau Toba International Hotel
·
JW Marriott
·
Grand Aston City Hall
·
Grand Swissbell Hotel
·
The Aryaduta Hotel
·
Hotel Citi International
·
Santika Premiere Dyandra Hotel
·
Hotel Deli River
·
Garuda Plaza Hotel
·
Alpha Inn
·
Grand Delta Hotel
·
Asean International Hotel
·
Hotel Soechi International
·
Hotel Tiara Medan
·
Hotel Haji Amir
·
Hotel Candi
Tempat Ibadah
·
Masjid Al-Musabbihin TASBI Blok C
·
Masjid Al-Huda, Jl Perjuangan Tj. Rejo
·
Graha Bunda Maria Annai Velangkani
·
Katedral Roma Katholik
·
Kuil Shri Mariamman
·
Maha Vihara Maitreya
·
Kelenteng Gunung Timur
Wisata
Kuliner
·
Merdeka
Walk,
pusat jajanan 24 jam yang terletak di Lapangan Merdeka Medan dan tepat berada
di seberang Balai Kota Medan.
·
Ramadhan Fair, khusus dibuka pada saat bulan
puasa (Ramadhan) terletak bersebelahan dengan Masjid
Raya Medan.
·
Kuliner Pagaruyung, masakan India &
Indonesia di daerah "Kampung Keling" ("Kampung Madras").
·
Pasar Merah Square, terletak di Jalan H.M.
Jhoni, berdekatan dengan Kampus ITM & UMSU.
·
Amaliun Food Court, terletak di Jalan
Amaliun, dekat dengan Yuki
Simpang Raya.
·
Jalan Dr. Mansyur (Kampus USU), pilihan
berbagai cafe yang menawarkan beragam hidangan.
·
Jalan Semarang, masakan Tionghoa pada malam
hari.
Darat
Terminal yang melayani warga Medan:
Keunikan Medan terletak pada becak bermotornya (becak mesin/ becak motor) yang dapat ditemukan
hampir di seluruh Medan. Berbeda denganbecak biasa (becak dayung), becak motor dapat membawa
penumpangnya kemana pun di dalam kota. Selain becak, dalam kota juga tersedia
angkutan umum berbentuk minibus (angkot/oplet) dan taksi.
Pengemudi becak berada di samping becak, bukan di belakang becak seperti halnya
di Jawa, yang memudahkan becak Medan untuk melalui jalan yang berliku-liku dan
memungkinkan untuk diproduksi dengan harga yang minimal, karena hanya
diperlukan sedikit modifikasi saja agar sepeda atau sepeda motor biasa dapat digunakan sebagai
penggerak becak. Desain ini mengambil desain dari sepeda motor gandengan perang
Jerman di Perang Dunia II.
Sebutan paling khas untuk angkutan
umum adalah Sudako. Sudako pada awalnya menggunakan
minibus Daihatsu S38 dengan mesin 2 tak kapasitas
500cc. Bentuknya merupakan modifikasi dari mobil pick up. Pada bagian belakangnya diletakkan
dua buah kursi panjang sehingga penumpang duduk saling berhadapan dan sangat
dekat sehingga bersinggungan lutut dengan penumpang di depannya.
Trayek pertama kali sudako adalah "Lin 01", (Lin sama
dengan trayek) yang menghubungkan antara daerah Pasar Merah (Jl. HM. Joni), Jl.
Amaliun dan terminal Sambu, yang merupakan terminal pusat pertama angkutan
penumpang ukuran kecil dan sedang. Saat ini "Daihatsu S38 500 cc"
sudah tidak digunakan lagi karena faktor usia, dan berganti dengan mobil-mobil
baru seperti Toyota Kijang, Isuzu Panther, Daihatsu
Zebra, dan Espass.
Selain itu, masih ada lagi angkutan
lainnya yaitu bemo, yang berasal dari India.
Beroda tiga dan cukup kuat menanjak dengan membawa 11 penumpang. Bemo kemudian
digantikan oleh Bajajyang juga berasal dari India, yang di
Medan dikenal dengan nama "toyoko".
Kereta api menghubungkan Medan dengan Tanjungpura di sebelah barat laut, Belawan di sebelah utara, dan Binjai-Tebing Tinggi-Pematang Siantar dan Tebing Tinggi-KisaranTanjungbalai-Rantau Prapat di tenggara. Jalan Tol Belmera menghubungkan Medan dengan Belawan dan Tanjung Morawa. Jalan tol Medan-Lubuk Pakam dan Medan-Binjai juga sedang direncanakan
pembangunannya.
Laut
Pelabuhan Belawan terletak di bagian utara kota.
Pelabuhan ini merupakan pelabuhan Indonesia tersibuk di luar pulau Jawa.
Layanan kapal ferimenghubungkan Belawan dengan Penang, Malaysia.
[sunting]Udara
Bandar
Udara Internasional Polonia yang terletak tepat di jantung kota,
menghubungkan Medan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia sepertiBanda Aceh, Padang, Pekanbaru, Batam, Palembang, Jakarta, Gunung Sitoli serta Kuala Lumpur, Penang, Ipoh, Alor Setar di Malaysia, danSingapura. Sebuah bandara internasional baru
di Kuala Namu di kabupaten Deli Serdang sedang dalam pembangunan.
MEDIA MASA
Televisi
Stasiun televisi yang ada di Kota Medan antara lain
adalah ANTV, Global TV, Indosiar, MetroTV, MNCTV, RCTI, SCTV, Trans TV, Trans7, tvOne, TVRI Sumatera Utara (TVRI), Deli TV (SINDOtv), TV
Anak Medan (TV
Anak Spacetoon), CNTV (B-Channel) dan DAAI TV Medan (DAAI TV). Seluruh stasiun televisi milik
pemerintah dan swasta bersiaran nasional memiliki koresponden dan biro di Kota
Medan.
Surat kabar
Di Kota Medan, terdapat banyak surat
kabar yang beredar, seperti harian Harian
Waspada, Harian Sinar Indonesia Baru, dan Harian
Analisa. Beberapa
surat kabar kota Medan yang lain yaitu:Harian Medan Bisnis, Harian Global, Harian Berita Sore,
Harian Tribun Medan, dan Harian Metro 24 Jam.
Pusat
Perbelanjaan
Plaza dan Mal
·
Medan Plaza,
satu di antara plaza tertua di Medan. Plaza ini berhasil bertahan karena tetap
mempertahankan penyewa kios yang menyediakan beragam barang dan jasa yang
ekonomis.
·
Millenium
Plaza, pusat penjualan telepon genggam, dulu bernama
"Tata Plaza" sampai dengan tahun 1999.
·
Olympia Plaza,
satu di antara plaza tertua di Medan, bersebelahan dengan Medan Mall. Namun
kini sudah tidak beroperasi sebagai tempat grosir pakaian, sepatu dan barang
pecah belah.
·
Brastagi Mall, awalnya
bernama Price Mart.
Selanjutnya berganti nama menjadi The
Club Store. Setelah direnovasi, plaza ini berganti nama menjadi Mall The Club Store. Dan
akhirnya berganti nama menjadi Brastagi
Mall.
·
Hong Kong Plaza - Novotel Soechi
·
Macan Group (Macan Yaohan, Macan
Syariah, Macan Mart, Macan Mart Syariah)
·
Lotte Mart Wholesale,
dulu bernama Makro.
·
Yuki Pasar Raya dan Yuki Simpang Raya
·
Yanglim Plaza
Pasar
·
Pusat
Pasar, salah satu pasar tradisional tua di Medan yang sudah
ada sejak zaman kolonial. Menyediakan beragam kebutuhan pokok dan sayur mayur.
·
Pasar
Petisah. pemerintah kota menggabungkan pasar tradisional dan
pasar modern. Tak heran jika sekarang tampilannya tidak kumuh dan becek seperti
pasar tradisional umumnya. Pasar Petisah menjadi acuan berbelanja yang murah
dan berkualitas.
·
Pasar Beruang,
terletak di Jalan Beruang.
·
Pasar Simpang Limun,
salah satu pasar tradisonal yang cukup tua dan menjadi merek dagang kota Medan.
Terletak di persimpangan Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Sakti Lubis. Saat ini
sedang dalam tahap penataan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas akibat
kesibukan pasar ini.
·
Pasar Ramai,
pasar ini terletak di persimpangan Jalan Aksara & Jalan Thamrin yang
bersebelahan dengan Thamrin Plaza.
·
Pasar Simpang Melati,
pasar ini terkenal sebagai tempat perdagangan pakaian bekas dan menjadi lokasi
favorit baru para pemburu pakaian bekas setelah Pasar Simalingkar dan Jl.
Pancing. Pasar Simpang Melati ramai dikunjungi pada akhir pekan.
·
Pasar Ikan Lama,
pasar ini tidak menjual ikan, pasar ini memasarkan tekstil yang cukup terkenal,
bahkan tak jarang dijadikan sebagai obyek kunjungan wisata bagi para turis asing.
Ada keunikan tersendiri dalam pengucapan Pasar di kalangan masyarakat di Medan. Orang Medan biasanya menyebut Pasar dengan sebutan Pajak seperti menyebut Pajak Petisah, Pajak Ikan Lama, dll sehingga orang dari luar daerah Kota Medan bingung dengan mengira merujuk kepada kantor Dinas Perpajakan. Tidak diketahui asal-usul kebiasaan pengucapan ini di Kalangan Masyarakat di Kota Medan.
Olahraga
Beberapa klub olahraga yang terdapat
di Medan antara lain klub sepak bola: PSMS Medan, Medan Jaya, Medan Chiefs, Bintang PSMS Medan dan Medan
United; dan klub
basket: Angsapura Sania. Gelanggang olahraga yang terdapat
di Medan antara lain Stadion Teladan, Stadion
Kebun Bunga, dan GOR Angsapura. Sedangkan lapangan berolahraga
adalah Lapangan Merdeka,Lapangan Persit Chandra Kirana (Jalan Gaperta), dan Lapangan Benteng.
Pekan
Olahraga Kota Medan
Sejak tahun 2009, KONI Kota Medan dam
pemerintah Kota Medan mengadakan Pekan Olahraga Kota (Porkot). Pembukaan dan
penutupan Porkot dilaksanakan di Stadion Teladan.[17][18]
Porkot 2009 dilaksanakan tanggal
11-18 Agustus 2009 mempertandingkan 30 cabang olahraga.[17] Kecamatan Medan Helvetia menjuarai
Porkot ini.[19][20]
Porkot 2010 dilaksanakan tanggal
11-18 Desember 2010 mempertandingkan 32 cabang olahraga.[21][22] Kecamatan Medan kota menjuarai porkot
ini.[19]
Porkot 2011 dilaksanakan tanggal
15-22 Oktober 2011 mempertandingkan 33 cabang olahraga.[18] Kecamatan Medan Kota menjuarai Porkot
ini dengan kecamatan Medan Helvetia berada di peringkat kedua dan kecamatan
Medan Denai berada di peringkat ketiga.[23][24][25]
Kota kembar
Negara
|
Kota
|
Negara
Bagian / Daerah
|
Forum ini telah menjadi ajang saling
tukar-menukar informasi dan perundingan untuk membincangkan berbagai masalah
ekonomi dan perkotaan.
Berbagai kerangka kerjasama antara
kota bersaudara, kenyataannya terus berkembang dalam bidang-bidang yang semakin
luas, baik sosial maupun pendidikan. Di bidang sosial, misalnya Ichikawa
memanfaatkan forum ini untuk membantu pengadaan alat bantu pendengaran untuk melengkapi kemudahan kesehatan
kota Medan. Di bidang pengembangan sumber daya manusia, Ichikawa juga
memberikan bantuan latihan bagi Pemerintah Kota Medan dalam bentuk magang,
termasuk mengadakan program pertukaran pelajar di antara kedua kota.
Hal yang sama juga berlangsung antara
Medan dengan kota kembar lainnya, baik Kwangju maupun Pulau Pinang. Di bidang
perdagangan, forum ini telah menguruskan Pameran Perdagangan Kota Kembar (Sister
City Trade Fair) yang bertaraf internasional, sehingga mampu mendorong
pertemuan pengusaha-pengusaha kota masing-masing. Dengan nyata, hal ini mampu
mendorong peningkatan perdagangan dan pelaburan di kota masing-masing di
samping memberikan kepastian dan perluasan pasaran produk yang dihasilkan.
Medan memiliki rencana untuk menjalin hubungan kota kembar/sister city dengan
kota Madaba di Yordania
Tokoh
Tokoh terkenal yang
lahir di Medan:
·
Soegiarto, Menteri
Badan Usaha Milik Negara Indonesia di Kabinet Indonesia Bersatu sebelum Perombakan
II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar